PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot. Cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian
atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum
anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada , diatas diafragma,
dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di
bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang
disebut iktus kordis.Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan
beratnya kira-kira 250-300 gram.
1.
Lapisan Jantung
a.
Endokardium : merupakan lapisan
jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lender yang melapisi permukaan rongga
jantung.
b.
Miokardium : merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung,
otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu, bundalan otot atria dan bundalan otot ventrikel.
c.
Pericardium : lapisan
jantung sebelah luar yang merupakanselaput pembungkus terdiri dari 2 lapisan
yaitu lapisan parietal dan visceral yang bertemu di pangkal jantung membentuk
kantung jantung
2.
Dalam kerjanya jantung
mempunyai tiga periode :
-
Periode kontriksi
(periode sistole). Suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup.
-
Periode dilatasi
(periode dilatasi). Seatu keadaan ketika jantung mengenbang.Katup bikus dan
trikuspidalis terbuka, sehingga darah dari atrium sinistra masuk ventrikel
sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra.
-
Periode istirahat, yaitu
waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti
kira-kira 1/10 detik.
3.
Daya Pompa Jantung
Kecepatan denyut jantung dalam
keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, makanan,
emosi, cara hidup dam umur.
4.
Denyut Arteri
Dalam keadaan istirahat janrung
beredar 70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakan,
kecepatan jantung bisa dicapai 150 kali/menit dengan daya pompa 20-25
liter/menit.
1. Anatomi Sistem kardiovaskuler
a.
Ruang Jantung
Terbagi atas 4 ruang yaitu, atrium kanan dan Atrium kiri yang dipisahkan
oleh septum Intratrial serta ventrikel kanan dan
ventrikel kiri yang dipisahkan oleh septum Intervertikular.
b.
Katup jantung
Terdiri dari :
-
Katup Trikuspid
-
Katup Pulmonal
-
Katup Bikuspid
-
Katup Aorta
c.
Pembuluh darah dalam jantung
-
Arteri Koroner
-
Vena kava superior
-
Katup Pulmonal
- Katup Bikuspid
-
Katup Aorta
- Vena Kava
Inferior
- Vena Pulmonalis
-
Aorta
-
Arteri pulmonalis
2.
FISIOLOGI JANTUNG
1.
Sistem Pengaturan Jantung
Serabut purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar
impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot
jantung. Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu masa jaringan otot jantung
khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan
vena cava superior. Nodus S-A mengatur
frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemacu jantung. Nodus atrioventrikular (nodus A-V) berfungsi untuk menunda impuls
seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi
ventrikular. Berkas A-V berfungsi membawa impuls di sepanjang
septuminterventrikular menuju ventrikel.
2.
Aktivitas Kelistrikan Jantung
Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki
kecepatan depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi.Setelah dicetuskan,
potensial aksi menyebar ke seluruh atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah
oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls
dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV,
satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut.Potensial aksi
berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium
mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls kemudian dengan cepat berjalan ke septum antar ventrikel melalui berkas His dan secara cepat disebarkan ke seluruh
miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke
sel melalui gap junction. Dengan demikian, atrium
berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel
setelah suatu jeda singkat. Potensial aksi
serat-serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan,
atau fase datar, yang disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk
memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca++ lambat. Karena terdapat periode refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanjangan,
penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang
berganti-ganti sehingga dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam dari
permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat
memberi informasi penting mengenai status jantung.
3.
Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan
relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya.Kontraksi
jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan
pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran
darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
4.
Bunyi Jantung
-
S1 (lub) terjadi saat
penutupan katup AV karena vibrasi pada dinding ventrikel & arteri; dimulai
pada awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan
atrium.
-
S2 (dup) terjadi saat
penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol ventrikel akibat
tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di aorta &
arteri pulmonal.
-
S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel secara tiba-tiba pada saat pembukaan AV, pada akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering terdengar pada anak dengan dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel secara tiba-tiba pada saat pembukaan AV, pada akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering terdengar pada anak dengan dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
-
S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yang ditimbulkan oleh kontraksi atrium. Jarang terjadi pada individu normal.
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yang ditimbulkan oleh kontraksi atrium. Jarang terjadi pada individu normal.
-
Murmur adalah kelainan
bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan dengan turbulensi
aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti penyempitan
(stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai
yang memungkinkan aliran balik darah.
5.
Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung normal
berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit, dengan rata-rata denyutan 75
kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung selama
0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
-
Takikardia adalah
peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per menit.
-
Bradikardia ditujukan
untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit
6.
Pengaturan Frekuensi Jantung
Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis
susunan saraf otonom.Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron
dalam medulla oblongata. Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan
frekuensi jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf
jantung menuju jantung.Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang
meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu
hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas
keseluruhan jantung.Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla
oblongata. Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi
jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf
vagus.Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran
impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui nodus
V-A. Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui
keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan
parasimpatis.Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal
dari reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam sistem
kardiovaskular.Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap
perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks
yang memperlambat frekuensi jantung.
Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang menstimulasi
frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat medular. Proreseptor dalam vena
cava sensitif terhadap penurunan tekanan darah. Jika tekanan darah menurun,
akan terjadi suatu refleks peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan
tekanan darah. Pengaruh lain pada frekuensi jantung : Frekuensi jantung
dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor
untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem
saraf pusat. Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit
seperti kalsium, kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika
kadarnya meningkat atau berkurang.
7.
Curah Jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per
menit.Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit.Volumenya kurang
lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada
perempuan.
-
Perhitungan curah jantung
(Curah jantung =
frekuensi jantung x isi sekuncup)
-
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung
1. Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atlit
yang sedang berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung adalah kemampuan
jantung untuk memperbesar curahnya.
2. Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output dengan
input-nya berdasarkan alasan berikut :
a. Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan
volume akhir diastolic.
b. Peningkatan volume diastolic akhir, akan
mengembangkan serabut miokardial ventrikel
c. Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembang pada permulaan
konstraksi (dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga
daya konstraksi semakin besar. Hal ini disebut hukum Frank-Starling tentang
jantung.
8. FUNGSI JANTUNG
Fungsi Jantung adalah mengepam darah keparu-paru dimana darah itu
memperolehi ioksigen dan seterusnya dialirkan ke seluruh badan.Fungsi utama
jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari
hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke
dalam paruparu, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang
karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari
paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh. Pada saat berdenyut,
setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol);
selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung
(disebut sistol).Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan,
dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.Darah yang
kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh
mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan.
Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel
kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup
pulmoner ke dalamarteri pulmonalis, menuju ke paru-paru.
9.
CARA KERJA JANTUNG
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebut diastol).Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar
dari ruang jantung (disebut sistol).Kedua serambi mengendur dan berkontraksi
secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan.Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida
(darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava)
menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan
mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa
melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah
akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi
kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang
selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir
di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara
bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh
untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari
metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
STRUKUTUR SISTEM RESPIRASI
Sistem
respirasi terdiri dari:
1.
Saluran nafas bagian atas, udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan. Terdiri dari:
a.
Rongga hidung, udara yang dihirup melalui hidung
akan mengalami tiga hal yaitu, dihangatkan, disaring, dilembabkan
b.
Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)
c.
Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal
lidah)
d.
Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran
makanan)
2.
Saluran nafas bagian bawah, menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli. Terdiri dari, bronkiolus, trakhea, laring, bronkus.
3.
Alveoli, terjadi pertukaran
gas anatara O2 dan CO2. Terdiri dari, membran alveolar dan ruang interstisial
4.
Sirkulasi paru, pembuluh darah arteri menuju paru,
sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.
5.
Paru terdiri dari :
a.
Saluran nafas bagian bawah
b.
Alveoli
c.
Sirkulasi paru
6.
Rongga Pleura, terbentuk dari dua selaput serosa, yang
meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis,
dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
7.
Rongga dan dinding dada, pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses
respirasi
> FUNGSI RESPIRASI DAN NON
RESPIRASI DARI PARU
1.
pertukaran gas O² dan CO²
2.
Keseimbangan asam basa
3.
Keseimbangan cairan
4.
Keseimbangan suhu tubuh
5.
Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase
inspirasi
6.
Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin
7.
Perlindungan terhadap
infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri
4.
Mekanisme
Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk
metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada:
1.
Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup
melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada,
hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir (
760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat,
tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk
Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan
intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatasatmosfir sehingga
udara mengalir keluar.
2.
Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan
volume dan aliran dikenal sebagai copliance.
Ada dua bentuk compliance, Static
compliance, Effective
Compliance dapat menurun karena:
a. Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia,
edema paru, fibrosis paru
b. Space occupying
prosess: effuse pleura, pneumothorak
c. Chestwall
undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan mengakibatkan meningkatnya usaha/kerja nafas.
3.
Airway resistance (tahanan saluran nafas)
Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas
> SIRKULASI PARU
a.
Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit
Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan
normal = 4/5 = 0,8
b.
Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.
Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure =
7 mmHg
Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah
dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis
c.
Adanya mean
capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari
rongga kapiler ke rongga interstitial, sedangkan osmotic
colloid pressure akan menarik garam dan air dari rongga interstitial kearah
rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan
normal selalu seimbang. Peningkatan tekanan kapiler atau penurunan koloid akan
menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam dalam rongga interstitial.
> TRANSPOR OKSIGEN
1.
Hemoglobin
Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
- Kelarutan fisik dalam plasma
- Ikatan kimiawi dengan hemoglobin
Ikatan hemoglobin dengan
tergantung pada saturasi O2, jumlahnya
dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan
suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobindan O2 menurun.
2.
Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen
content (Ca O2 ). Bentuk : Plasma dan Hemoglobin
> REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh
sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di dalam darah.
Pusat respirasi di medulla
oblongata mengatur:
Rate impuls Respirasi
rate
Amplitudo impuls Tidal
volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior
medulla oblongata, pusat kemo reseptor : anterior
medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks :
pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas :
PaCo2, pH darah, PaO2
> PEMERIKSAAN FUNGSI PARU
Untuk mendiagnostik adanya : sesak nafas, sianosis, sindrom
bronkitis
Indikasi klinik:
- Kelainan jalan nafas paru,pleura dan dinding toraks
- Payah jantung kanan dan kiri
- Diagnostik pra bedah toraks dan abdomen
- Penyakit-penyakit neuromuskuler
- Usia lebih dari 55 tahun.
5. Proses
oksigenasi
terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi, masuk dan keluarnya udara atmosfir
dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya tergantung perbedaan tekanan antara
udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada mengembang, diafragma turun
dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi, pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal, gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor, pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya, karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi, pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal, gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor, pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya, karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan
6. Tanda dan gejala gangguan oksigenasi
1.
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
(menjadi tanda gangguan oksigenasi)
2.
Penurunan ventilasi permenit
3.
Penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas
4.
Pernafasan nafas faring (nafas cuping
hidung),
5.
Dispnea
6.
Ortopnea
7.
Penyimpangan dada
8.
Nafas pendek
9.
Nafas dengan mulut
10. Ekspirasi
memanjang
11. Peningkatan
diameter anterior-posterior
12. Frekuensi
nafas kurang
13. Penurunan
kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif
sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).
Beberapa tanda dan
gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan,
somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal
(pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun,
abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).
PEMERIKSAAN FISIK
a.
Mata
1. Konjungtiva pucat (karena anemia)
2. Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3. Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak
atau endokarditis)
b. Kulit
1. Sianosis perifer (vasokontriksi dan
menurunnya aliran darah perifer)\
2. Penurunan turgor (dehidrasi)
3. Edema
4. Edema periorbital
c. Jari dan kuku
1. Sianosis
2. Clubbing finger.
d. Mulut dan bibir
1. Membrane mukosa sianosis
2. Bernapas dengan mengerutkan mulut.
3. Hidung
e. Pernapasan dengan cuping hidung.
f. Vena leher
Adanya distensi /
bendungan.
g. Dada
1. Retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan
aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
2. Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada
kanan
3. Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena
udara/suara melewati saluran/rongga pernapasan
4. Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler,
bronchial)
5. Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi,
wheezing, friction rub/pleural friction)
6. Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
h. Pola pernapasan
1. Pernapasan normal (eupnea)
2. Pernapasan cepat (tacypnea)
3. Pernapasan lambat (bradypnea)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu
a. Pemeriksaan
fungsi paru
Untuk mengetahui
kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien.
b. Pemeriksaan
gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas
melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi
oksigen kapiler
d. Pemeriksaan
sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya
cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel
biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi
kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme
radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya
massa abnormal.
7. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN
a.
Bersihan
jalan nafas : tidak efektif
Data
Subjektif:
- Pasien
mengeluh sesak saat bernafas
- Pasien
mengeluh batuk tertahan
- Pasien
tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
- Pasien
merasa ada suara nafas tambahan
Data
Objektif
- Pasien
tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
- Terdapat
bunyi nafas tambahan
- Pasien
tampak bernafas dengan mulut
- Penggunaan
otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
- Pasien
tampak susah untuk batuk
Pola nafas
tidak efektif
Data
Subjektif
- Pasien
mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
- Pasien
mengatakan berat saat bernafas
Data
Objektif
- Irama
nafas pasien tidak teratur
- Orthopnea
- Pernafasan
disritmik
- Letargi
b.
Gangguan
pernafasan gas
Data Subjektif
- Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
- Pasien mengeluh susah tidur
- Pasien merasa lelah
- Pasien merasa gelisah
Data Objektif
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak gelisah
- Perubahan pada nadi
- Pasien tampak lelah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
1) Sekresi kental/belebihan sekunder akibat
infeksi, fibrosis kistik atau
influenza.
2) Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak
efektif
3) Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b. Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan:
1) Lemahnya otot pernafasan
2) Penurunan ekspansi paru
c. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan
dengan:
1) Perubahan
suplai oksigen
2) Adanya
penumpukan cairan dalam paru
3) Edema
paru
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa yang diangkat:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan
sputum ditandai dengan batuk produktif
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh
ditandai dengan bradipnea
c. Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan
permukaan paru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar