Sabtu, 21 November 2015

IDK 1 "Kebutuhan Oksigenasi"

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

            Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot. Cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordisDi sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
            Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada , diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis.Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
1.      Lapisan Jantung
a.               Endokardium  : merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang melapisi permukaan rongga jantung.
b.               Miokardium    : merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu, bundalan otot atria dan bundalan otot ventrikel.
c.                Pericardium   : lapisan jantung sebelah luar yang merupakanselaput pembungkus terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan parietal dan visceral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung
2.  Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode :
-  Periode kontriksi (periode sistole). Suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup.
-  Periode dilatasi (periode dilatasi). Seatu keadaan ketika jantung mengenbang.Katup bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah dari atrium sinistra masuk ventrikel sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra.
-  Periode istirahat, yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kira-kira 1/10 detik.
3.      Daya Pompa Jantung
       Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan,     makanan, emosi, cara hidup dam umur.
4.      Denyut Arteri
       Dalam keadaan istirahat janrung beredar 70 kali/menit. Pada waktu banyak         pergerakan, kecepatan jantung bisa dicapai 150 kali/menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.

1.  Anatomi Sistem kardiovaskuler

a.    Ruang Jantung
Terbagi atas 4 ruang yaitu, atrium kanan dan Atrium kiri yang dipisahkan oleh septum Intratrial serta ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang dipisahkan oleh septum  Intervertikular.
b.    Katup jantung
Terdiri dari :
-       Katup Trikuspid
-       Katup Pulmonal
-       Katup Bikuspid
-       Katup Aorta
c.    Pembuluh darah dalam jantung
-       Arteri Koroner
-       Vena kava superior
-       Katup Pulmonal
-       Katup Bikuspid
-       Katup Aorta
-       Vena  Kava Inferior
-       Vena Pulmonalis
-       Aorta
-       Arteri pulmonalis

2.    FISIOLOGI JANTUNG

1.    Sistem Pengaturan Jantung
      Serabut purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu masa jaringan otot jantung khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan vena cava superior. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemacu jantung. Nodus atrioventrikular (nodus A-V) berfungsi untuk menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular. Berkas A-V berfungsi membawa impuls di sepanjang septuminterventrikular menuju ventrikel.
2.    Aktivitas Kelistrikan Jantung
      Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi.Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke seluruh atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut.Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls kemudian dengan cepat berjalan ke septum antar ventrikel melalui berkas His dan secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan, atau fase datar, yang disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca++ lambat. Karena terdapat periode refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang berganti-ganti sehingga dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi penting mengenai status jantung.
3.    Siklus Jantung
      Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya.Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
4.    Bunyi Jantung
-     S1 (lub) terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pada dinding ventrikel & arteri; dimulai pada awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
-     S2 (dup) terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di aorta & arteri pulmonal.
-     S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel secara tiba-tiba pada saat pembukaan AV, pada akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering terdengar pada anak dengan dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
-     S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yang ditimbulkan oleh kontraksi atrium. Jarang terjadi pada individu normal.
-     Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah.
5.    Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit, dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
-     Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per menit.
-     Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit

6.    Pengaturan Frekuensi Jantung

      Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom.Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medulla oblongata. Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf jantung menuju jantung.Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas keseluruhan jantung.Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata. Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-A. Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan parasimpatis.Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal dari reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang memperlambat frekuensi jantung.
      Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat medular. Proreseptor dalam vena cava sensitif terhadap penurunan tekanan darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi suatu refleks peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan tekanan darah. Pengaruh lain pada frekuensi jantung : Frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem saraf pusat. Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium, kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya meningkat atau berkurang.

7.    Curah Jantung

      Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit.Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit.Volumenya kurang lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada perempuan.
-     Perhitungan curah jantung
(Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup)
-     Faktor-faktor  utama yang mempengaruhi curah jantung
1.  Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atlit yang sedang berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung adalah kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.
2.  Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output dengan input-nya berdasarkan alasan berikut :
a. Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolic.
b. Peningkatan volume diastolic akhir, akan mengembangkan serabut miokardial ventrikel
c. Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembang pada permulaan konstraksi (dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya konstraksi semakin besar. Hal ini disebut hukum Frank-Starling tentang jantung.

8. FUNGSI JANTUNG

     Fungsi Jantung adalah mengepam darah keparu-paru dimana darah itu memperolehi ioksigen dan seterusnya dialirkan ke seluruh badan.Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paruparu, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh. Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalamarteri pulmonalis, menuju ke paru-paru.

9.  CARA KERJA JANTUNG

        Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

3.  ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN


       Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel  dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
            STRUKUTUR SISTEM RESPIRASI
          Sistem respirasi terdiri dari:
1.    Saluran nafas bagian atas, udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan. Terdiri dari:
a.    Rongga hidung, udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami  tiga hal yaitu, dihangatkan, disaring, dilembabkan
b.    Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)
c.    Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)
d.    Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
2.    Saluran nafas bagian bawah, menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli. Terdiri dari, bronkiolus, trakhea, laring, bronkus.
3.    Alveoli, terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2. Terdiri dari, membran alveolar dan ruang interstisial
4.    Sirkulasi paru, pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.
5.    Paru terdiri dari :
a.    Saluran nafas bagian bawah
b.    Alveoli
c.    Sirkulasi paru
6.    Rongga Pleura, terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
7.    Rongga dan dinding dada, pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi
> FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU
1.    pertukaran gas O² dan CO²
2.    Keseimbangan asam basa
3.    Keseimbangan cairan
4.    Keseimbangan suhu  tubuh
5.    Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6.    Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin
7.    Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri

4.  Mekanisme Pernafasan

Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada:
1.    Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatasatmosfir sehingga udara mengalir keluar.
2.    Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai copliance.
Ada dua bentuk compliance, Static compliance, Effective
Compliance dapat menurun karena:
a.    Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
b.    Space occupying prosesseffuse pleura, pneumothorak
c.    Chestwall undistensibilitykifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan mengakibatkan meningkatnya usaha/kerja nafas.
3.    Airway resistance (tahanan saluran nafas)
Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas

>  SIRKULASI PARU
a.    Pulmonary blood flow total  = 5 liter/menit
Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
b.    Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.
Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg
Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis
c.    Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari    rongga kapiler ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik garam dan air dari rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan normal selalu seimbang. Peningkatan tekanan kapiler atau penurunan koloid akan menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam   dalam rongga interstitial.

> TRANSPOR OKSIGEN
1.    Hemoglobin
Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
- Kelarutan fisik dalam plasma
- Ikatan kimiawi dengan hemoglobin
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobindan O2 menurun.
2.    Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 ). Bentuk : Plasma dan Hemoglobin

> REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di dalam darah.
Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur:
Rate impuls                           Respirasi rate
Amplitudo impuls                 Tidal volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusat kemo reseptor : anterior medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks : pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2

> PEMERIKSAAN FUNGSI PARU
Untuk mendiagnostik adanya : sesak nafas, sianosis, sindrom bronkitis
Indikasi klinik:
- Kelainan jalan nafas paru,pleura dan dinding toraks
- Payah jantung kanan dan kiri
- Diagnostik pra bedah toraks dan abdomen
- Penyakit-penyakit neuromuskuler
- Usia lebih dari 55 tahun.         

5. Proses oksigenasi  
    terdiri dari 3 bagian, yaitu :
        1. Ventilasi, masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya tergantung perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi : 
a. Tekanan udara atmosfir 
b. Jalan nafas yang bersih 
c. Pengembangan paru yang adekuat 

   2. Difusi, pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. 
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. 
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal, gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi : 
a. Luas permukaan paru 
b. Tebal membran respirasi 
c. Jumlah darah 
d. Keadaan/jumlah kapiler darah 
e. Afinitas 
f. Waktu adanya udara di alveoli 

   3. Transpor, pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya, karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi : 
a. Curah jantung (cardiac Output / CO) 
b. Jumlah sel darah merah 
c. Hematokrit darah 
d. Latihan
6. Tanda dan gejala gangguan oksigenasi
1.    Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi (menjadi tanda gangguan oksigenasi)
2.    Penurunan ventilasi permenit
3.    Penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas
4.    Pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung),
5.    Dispnea
6.    Ortopnea
7.    Penyimpangan dada
8.    Nafas pendek
9.    Nafas dengan mulut
10. Ekspirasi memanjang
11. Peningkatan diameter anterior-posterior
12. Frekuensi nafas kurang
13. Penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).

PEMERIKSAAN FISIK
a. Mata
1. Konjungtiva pucat (karena anemia)
2. Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3. Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
b. Kulit
1. Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)\
2. Penurunan turgor (dehidrasi)
3. Edema
4. Edema periorbital
c. Jari dan kuku
1. Sianosis
2. Clubbing finger.
d. Mulut dan bibir
1. Membrane mukosa sianosis
2. Bernapas dengan mengerutkan mulut.
3. Hidung
e. Pernapasan dengan cuping hidung.
f. Vena leher
 Adanya distensi / bendungan.
g. Dada
1. Retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
2. Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
3. Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/rongga pernapasan
4. Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
5. Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural friction)
6. Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
h. Pola pernapasan
1. Pernapasan normal (eupnea)
2. Pernapasan cepat (tacypnea)
3. Pernapasan lambat (bradypnea)

     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik  yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu
a.    Pemeriksaan fungsi paru
 Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
 secara efisien.
b.    Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c.    Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d.    Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e.    Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
f.     Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g.    Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.
h.    CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

7. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.    PENGKAJIAN
a.    Bersihan jalan nafas : tidak efektif
Data Subjektif:
- Pasien mengeluh sesak saat bernafas
- Pasien mengeluh batuk tertahan
- Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
- Pasien merasa ada suara nafas tambahan
Data Objektif
- Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
- Terdapat bunyi nafas tambahan
- Pasien tampak bernafas dengan mulut
- Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
- Pasien tampak susah untuk batuk

Pola nafas tidak efektif
Data Subjektif
- Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
- Pasien mengatakan berat saat bernafas
Data Objektif
- Irama nafas pasien tidak teratur
- Orthopnea
- Pernafasan disritmik
- Letargi

b.    Gangguan pernafasan gas
Data Subjektif
- Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
- Pasien mengeluh susah tidur
- Pasien merasa lelah
- Pasien merasa gelisah
Data Objektif
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak gelisah
- Perubahan pada nadi
- Pasien tampak lelah

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
1) Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau
influenza.
2) Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
3) Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
1) Lemahnya otot pernafasan
2) Penurunan ekspansi paru
c. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan:
1)      Perubahan suplai oksigen
2)      Adanya penumpukan cairan dalam paru
3)      Edema paru

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa yang diangkat:
a.    Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sputum ditandai dengan batuk produktif
b.    Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh ditandai dengan bradipnea
c.    Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan paru



            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar