1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
2. Proses pemenuhan kebutuhan nutrisi sel
Proses Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Ingesti
- Memasukkan makanan kedalam rongga mulut- Memotong makanan menjadi potongan-potongan yang halus (proses pengunyahan).
- Membasahi makanan dengan sekresi kelenjar salivarius/ kelenjar ludah
- Menelan makanan (deglutition)
2. Digesti
Makanan yang telah ditelan didorong oleh gerakan propulsive (pendorongan
melewati oropharynx dan esophagus menuju lambung untuk diproses lebih lanjut oleh enzim pencernaan dan asam lambung, meliputi :
- Tepung dipecah menjadi monosakarida oleh enzim amilase
- Protein dipecah menjadi dipeptida dan asam amino oleh enzim pepsin dan tripsin
- Lemak dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak bebas oleh enzim lipase dan esterase
3. Absorbsi
Penyerapan monosakarida seperti glukosa, asam amino dan monogliseri
asam-asam lemak, air, bikarbonat, dan kalsium dari lumen gastrointestinal ke aliran
darah atau limfe
4. Defekasi
Pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna oleh tubuh melalui anus dalam bentuk
feces.
3. Hormon-hormon terkait dengan Kebutuhan Nutrisi
a. Hormon Insulin
Fungsi insulin yang mengikat aktivitas hormon, binding protein, proses metabolisme glukosa, generasi metabolit prekursor dan energi, respons fase-akut, permukaan sel reseptor transduksi sinyal terkait, sel-sel sinyal, kematian sel, glukosa transportasi, negatif dari proses regulasi protein katabolik, positif regulasi dari proses biosintesis oksida nitrat, negatif regulasi vasodilatasi, positif regulasi vasodilatasi, alpha-beta sel T aktivasi, regulasi sekresi protein, positif regulasi sekresi sitokin, positif regulasi nitrat oksida sintase kegiatan
b. Hormon Glukagon, molekul reseptor yang mengikat aktivitas hormon, glukagon reseptor yang mengikat komponen seluler, ekstraseluler wilayah, ekstraseluler wilayah, ruang ekstraseluler, fraksi larut, sitoplasma, membran plasma, membran plasma, proses biologis proses metabolisme cadangan energi, sinyal transduksi, G-protein reseptor ditambah protein signaling jalur, G-protein signaling, ditambah dengan utusan cAMP kedua nukleotida, perilaku makan, proliferasi sel, negatif pengaturan nafsu makan, regulasi sekresi insulin, seluler respon terhadap stimulus glukagon
c. Hormon Pertumbuhan ( Growth Hormone )
Digunakan sebagai obat resep dalam pengobatan untuk mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa.
d. Hormon Tiroksin
Hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Ini mendorong sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan juga membantu mengatur metabolisme tubuh untuk mengatur pertukaran zat (metabolisme) di dalam tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara mental.
e. Hormon Kortisol ( Cortisol Hormone )
Hormone steroid, lebih khusus glukokortikoid, diproduksi oleh kelenjar adrenal.Hal ini dirilis dalam respon terhadap stress dan tingkat rendah glukokortikoid darah
Fungsi utama dalam tubuh
* Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesi
* Menekan sistem kekebalan tubuH
* Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat
f. Hormon Somatostatin
Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin menghambat pelepasan hormon pertumbuhan dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-faktor stimulasi lain seperti konsentrasi glukosa darah rendah.
g. Hormon Epinefrin / Norepinefrin
Norepinefrin (INN) (disingkat norepi atau NE) adalah nama AS untuk noradrenalin (BAN) (disingkat NA atau NAD), sebuah katekolamin dengan peran ganda termasuk sebagai hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh yang menghasilkan, atau yang dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan sebagai noradrenergik. Noradrenalin istilah (dari bahasa Latin) dan norepinefrin (berasal dari bahasa Yunani) yang dipertukarkan, dengan noradrenalin menjadi nama umum di sebagian besar dunia.
Fungsi
1. Sebagai neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang mempengaruhi jantung. Peningkatan norepinefrin dari saraf simpatik meningkatkan laju kontraksi
2.Sebagai hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak, seperti amigdala, di mana perhatian dan tanggapan dikendalikan
3. Ketika norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan tonus vaskular (ketegangan otot) melalui α-adrenergik reseptor aktivasi, hal ini menyebabkan refleks kompensasi yang mengakibatkan penurunan denyut jantung
4. Metabolisme Karbohidrat, lemak, protein
Metabolisme Karbohidrat
- Dibawah pengaruh insulin dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hepar
- Masuk kedalam sirkulasi secara langsung dan dimetabolisir oleh jaringan tubuh secara langsung
- Dirubah menjadi cadangan lemak
- Disimpan dalam otot dalam bentuk glikogen dengan bantuan insulin
Metabolisme Lemak
Mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.Gliserol mengikuti jalan metabolisme glukosa.Sedangkan Oksidasi asam lemak yaitu rangkaian atom C dipecah menjadi fragmen 2-C melalui Beta-Oksidasi. Proses ini menyangkut pertautan koenzim A pada gugusan Karboksil (COOH) akhir dari molekul asam lemak. Hasilnya yaitu pembentukan beberapa komponen 2-C yang disebut Asetil Ko-A. jumlahnya tergantung pada jumlah atom C pada asam lemak. Keton Bodies atau badan-badan keton yaitu hasil akhir oksidasi asam lemak, terdiri dari: Asam aseto asetat, β-hidroksi butirat, dan Aseton
Metabolisme Protein
Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino itu sendiri. Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein.Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinue. Asam amino selanjutnya digunakan untuk sintesis protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani).
5. Metabolisme Purin, Pirimidin, dan Porfirin
Metabolisme Purin
Adenosin → Inosin → Hiposantin → Santin → Asam Urat
Guanosin → Guanin → Santin → Asam Urat
Santin oksidase adalah enzim yang merubah santin → asam urat, enzim tersebut banyak terdapat di: hati, ginjal, usus halus
Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh, sehingga terjadi penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi
Metabolisme Pirimidin
Sitosin → Urasil → Dihidrourasil → Asam β ureidopropionat → CO2 + NH3
Timin → Dihidrotimin → Asam β ureidoisobutirat → CO2 + NH3
Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati
Metabolisme Porfirin
Protein hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari rantai polipeptida yang dinamakan APOPROTEIN dan gugus lain, yaitu gugus PROSTETIK
Perkataan hemoglobin adalah singkatn kata yang mempunyai arti globulin darah. Protein tersebut mengandung porfirin yang terikat pada besi di samping polimer asam amino. Oleh karenanya porfirin besi disebut HAEMA sedangkankan apoproteinnya disebut GLOBIN.
Sintesis dan katabolisma hemoprotein dan berbagai protein lain yang mengandung Fe terjadi secara terus menerus dalam tubuh seiring dengan sintesis dan katabolisme porfirin serta pemakaian kembali atom Fe.
6. Pembentukan Urea
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.Urea merupakan produk metabolik mengandung nitrogen dari katabolisme protein pada manusia.
Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme protein (asam amino).Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstrasel. Zat ini dipekatkan dalam urinuntuk diekskresikan. Lebih dari 90% urea diekskresikan melalui ginjal, dansebagian melalui saluran gastrointestinal dan kulit. Pada ginjal normal, 40% sampai 70% urea yang sangat difusif bergerak secara pasif keluar dari tubula ginjal dan ke dalam interstitium, yang pada akhirnya memasuki plasma kembali.
7. Keadaan Kenyang dan Puasa
Kenyang
Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein, yang kemudian dicerna dan di serap.Sebagian bahan makanan digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan. Selama periode dari permulaan absorbsi sampai selesai, kita berada dalam keadaan kenyang atau keadaan absorptive.
Puasa
Kadar glukosa darah memuncak pada waktu sekitar 1 jam setelah makan, dua jam setelah makan, kadar kembali ke rentang puasa (antara 80-100mg/dL) seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan penurunan glukosa menyebabkan penurunan sekresi insulin. Namun, apabila kita berpuasa terus selama 12 jam,, kita masuk ke status basal yang di kenal sebagai keaadaan pasca obsobtif.
Manfaat puasa bagi kesehatan tubuh :
- Memberi kesempatan beristirahat bagi sistim pencernaan dari seluruh kegiatan mencerna makanan dan minumam.
- Memberi kesempatan bagi sel dan jaringan tumbuh untuk memperbarui diri setelah di gunakan terus menerus selama sebelas bulan.
- Menghindarkan penderita diabetes, tekanan darah tinggi, kencing batu dari kelebihan makanan tertentu yang menyebabkan atau memperparah penyakit tersebut.
- Melatih kemampuan untuk lebih dapat mengendalikan emosi, menjadi lebih sabar dan memiliki kesehatan mental yang prima dalam menghadapi berbagai tekanan dalam kehidupan.
8. Tanda dan Gejala Kecukupan Nutrisi
Tanda dan gejala kecukupan nutrisi seseorang dilihat pada :
1. Penampilan umum
Tanda dari nutrisi yang baik : responsive.
Gejala nutrisi kurang baik : lesu.
2. Postur
Tanda nutrisi yang baik : postur yang tegak, lengan dan tungkai lurus.
Gejala nutrisi kurang baik : bahu kendur, dada cekung dan punggung bungkuk.
3. Otot
Tanda nutrisi baik : otot berkembang dengan baik, kuat, dan terdapat lemak dibawah kulit.
Gejala nutrisi buruk : penampilan lemah, sering merasa nyeri dan edema.
4. Kontrol system saraf
Tanda nutrisi yang baik : kurang iritabilitas atau kelelahan dan memiliki kestabilan psikologis.
Gejala nutrisi kurang baik : iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan.
5. Fungsi kardiovaskuler
Tanda : laju denyut dan irama jntung normal, tekanan darah normal.
Gejala : laju denyut janung cepat (di atas 100 kali/menit),irama tidak normal dan tekanan darah meningkat.
6. Vitalitas umum
Tanda : bertenaga, penampilan kuat
Gejala : mudah lelah, kurang energy, mudah tertidur dan mudah capek
7. Rambut
Tanda nutrisi baik: rambut berkilau, kuat, kulit kepala sehat.
Gejala nutrisi buruk : rambut kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, mudah rontok.
8. Kulit
Tanda nutrisi baik : kulit halus dan sedikit lembab dengan warna baik.
Gejala nutrisi tidak baik : kasar, kering, bersisik, pucat.
9. Wajah dan leher
Tanda nutrisi yang baik : warna merata, halus, penampilan sehat.
Gejala nutrisi buruk : wajah berminyak, bersisik, kulit gelap di pipi dan dibawah mata, wajah kasar disekitar hidung dan mulut.
10. Bibir
Tanda nutrisi yang baik : halus, penampilan lembab (tidak pecah-pecah atau bengkak).
Gejala jika nutrisi buruk : kering, lesi angular pada sudut mulut.
11. Gusi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, tidak bengkak atau berdarah.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : gusi bengkak dan mudah berdarah.
12. Lidah
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, halus. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan bengkak, kasar, warna daging.
13. Gigi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : gigi tidak berlubang dan nyeri.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan salah posisi.
14. Mata
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : mata terang, jernih, penampilan bersinar
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kekeringan membrane mata, kemerahan, kering.
15. Kuku
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : penampilan keras, merah muda
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kuku mudah patah.
16. Kaki atau tungkai
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : tidak nyeri, lemah, dan bengkak.
Gejala jika kecukupan nutrisi tidak baik : edema betis, kesemutan dan lemah.
9. Penghitungan Kebutuhan Kalori, Protein, Lemak, Vitamin, Mineral, Cairan
a. Kebutuhan
Kalori
- Pada orang dewasa (kkal/kgBB/hari)
BEE
= BB X 24 jam (Laki-laki)
BB
X 0,9 X 24 jam (Perempuan)
1
gr KH = 4 kkal
1
gr Protein = 4 kkal
1
gr Lemak = 9 kkal
- Pada anak-anak
10
kg : 100 kkal/kgBB/hari
11-20
kg : + 50 kkal/kgBB/hari
>20
kg : + 20 kkal/kgBB/hari
Neonatus
BBLR
: 150 kkal/kgBB/hari
BBLN
: 100 – 120 kkal/kgBB/hari
b. Kebutuhan
Protein
DEWASA
: 1 gr/kgBB/hari
NEONATUS
PREMATUR : 3 gr/kgBB/hari
0-1 TAHUN
: 2,5 gr/kgBB/hari
2-13
TAHUN : 1,5 - 2 gr/kgBB/hari
REMAJA
: 1-1,5 GR/KGbb/hari
c. Kebutuhan Lemak
c. Kebutuhan Lemak
Rata-rata 35% dari total kalori
Obesitas : 10% dari total kalori (pelarut vitamin)
d. Kebutuhan Vitamin dan Mineral
d. Kebutuhan Vitamin dan Mineral
RDA lihat referensi produk multivitamin
e. Kebutuhan Cairan
e. Kebutuhan Cairan
Dewasa : 35 ml/kgBB/hari
Mineral-mineral penting:
Makro : Ca, P, Mg, S, Na, K, Cl
Mikro : Cr, Co, Cu, I, Fe, Mn, Zn, F, Se, Mo
10. Penilaian
Status Nutrisi
1. Pengukuran
Antropometri
A. BMI
( Body Mass Index )
BMI
= BB/(TB)²
<
20 : underweight
20-25
: normal
25-30
: overweight
>30
: obese
B. BB Relatif
( TB {cm} – 100 ) – 10%
C. TSF (Triceps Skin Fold), tonjolan kulit di triceps
Normal :
Laki-laki =12,5 mm
Perempuan = 16,5 mm
Obese :
Laki-laki = 18,6 mm
Perempuan = 25,1 mm
Sangat Kurang :
Laki-laki = 2,5 mm
Perempuan = 3,0 mm
AMC (Arm Muscle Circumference), untuk memperkirakan cadang protein tubuh
Rumus : MUAC (mm) – (3,14 X TSF)
MUAC = Mid Upper Arm Circumference
D. Lingkar Lengan Alas ( LLA )
LLA < 12 cm : Gizi buruk
LLA 12 – 13,5 cm : Gizi kurang
LLA > 13,5 cm : Normal
2. DATA BIOKIMIA
a. Hemoglobin dan Hematokrit, dipengaruhi oleh Fe, B12 dan protein
b. Albumin, merupakan indikator protein dalam jangka waktu yang lama
c. Transferin, protein plasma berperan dalam pembentukan Fe dan lebih sensitif daripada albumin dalam indikator malnutrisi protein
d. Jumlah Limfosit, akan menurun bila intake protein kurang
e. Balans Nitrogen dalam tubuh, melakukan test :
- BUN (Blood Urea Nitrogen), bila keadaan naik maka intake protein naik, dehidrasi berat, malnutrisi, penurunan ekskresi ureum di ginjal dan terjadi kelaparan (starvasion)
- UUN (Urea Urine Nitrogen), dipengaruhi oleh intake protein
f. Ekskresi kreatinin, merefleksikan massa otot, produk akhir kreatinin adalah kreatin, dikeluarkan pada waktu metabolisme otot rangka
3. RIWAYAT DIET
4. RIWAYAT KESEHATAN
11. Proses Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap
pasien harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas
untuk memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu
data fisiologis, psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual.
Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:
a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi
serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB 100)± 10&. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB 100)± 10&. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
a. Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
b. Menimbang tanpa alas kaki
c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang
d. Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan
(menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007. “Buku ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik”)
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji kemungkinan
malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk
pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan
suprailiaka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
a. Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran
b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c. Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan olekranon
e. Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f. Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
g. Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5cm
4. Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan otot
bagian lengan atas.
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien
diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit,
albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit
serta untuk transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan masalah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut
bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik
untuk mengetahui status individu
Organ / sistem tubuh
|
Tanda normal
|
Tanda abnormal
|
Rambut
|
Licin, berkilau, baik kering atau berminyak
|
Kusam, rontok, tumbuh tidak sempurna
|
Kulit
|
Halus, sedikit basah, tugor baik
|
Kering, pecah-pecah, bersisik
|
Mata
|
Bersih an bersinar, konjuntiva tidak pucat
|
Tidak bercahaya, konjungtiva pucat
|
Cardiovaskuler
|
HR, tensi, nadi, irama jantung teratur
|
HR, tensi tidak normal, irama jantung tidak teratur
|
Otot-otot
|
Kuat dan berkembang biak
|
Lembek dan berkembang tidak baik
|
Gastrointestinal
|
Nafsu makan baik, BAB/BAK teratur dan normal
|
Nafsu makan kurang, diare, sulit menelan, konstipasi
|
Aktifitas
|
Bersemangat, giat dan tidur normal
|
Energi kurang, lemah, susah tidur
|
Neurologi
|
Refleks normal, emosi dan perhatian baik
|
Refleks kurang, iritable, perhatian kurang, dan emosi labil
|
Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:
1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:
a. Odem
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal, diare
PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-30%>normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal
d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara
ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan
kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan
kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status
sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi
nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan
|
Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
|
Pengetahuan tentang nutrisi
|
Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai kebutuhan nutrisi
|
Kebiasaan Makanan
|
MI melihat bersama-sama, makan sambil mendengarkan musik, makan sambil melihat televisi
|
Makanan kesukaan
|
Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti
|
Pemasukan cairan
|
Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman, jarang minum
|
Problem diet
|
Sukar menelan, kesulitan mengunyah
|
Tingkat aktivitas
|
Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu makanan tambahan atau tidak
|
Riwayat kesehatan/ pengkomsumsian obat
|
Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya alergi
|
Diagnosis Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolisme tubuh
Kemungkinan ditemukan data:Keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolisme tubuh
a. Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker
b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa
d. Penurunan nafsu makan
e. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya
f. Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
g. Kesulitan mengunyah
· Masalah klinik yang berhubungan dengan:
a. Anoreksia nervosa
b. AIDS
c. Pembedahan
d. Kehamilan
e. Kanker
f. Anemia
g. Marasmus
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi
klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh
· Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
b. Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
c. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
d. Penurunan kebutuhan metabolisme
e. Kelebihan asupan
f. Perubahan gaya hidup
· Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. Obesitas
b. Hipotiroidesme
c. Klien dengan pemakaian kortikosteroid
d. Imobilisasi
Perencanaan
Tujuan :
1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
Rencana tindakan :
1. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi
2. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi
3. Ajarkan untuk merencanakan makanan
4. Kaji tanda vital dan bising usus
5. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
6. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
· Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan
· Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi
· Menata ruangan senyaman mungkin
· Menurunkan stress psikologis
· Menjaga kebersihan mulut
· Menyajikan makanan mudah dicerna
· Hindari makanan yang mengandung gas
Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:
· Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat rendah kalori atau 1/2 atau 1/4 larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut
· Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan seperti jus atau sop kental
· Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein
Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :
· Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur
· Pertahankan posisi selama 10-15 menit
· Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan kepatenan esophagus
· Mulai dari jumlah yang kecil
· Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak
Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
· Hindari makanan yang mengandunf lemak
· Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan
· Lakukan program olah raga
Implementasi
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.
Alat dan Bahan:
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi klien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7. Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar
8. Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan
9. Cuci tangan
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Alat dan Bahan:
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makana dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi klien dengan posisi semiflower
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5. Letakkan bengkok di dekat klien
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastinum sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya
7. Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
· Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali
· Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem
12. Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan
13. Cuci tangan
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian.
1. Nutrisi Parenteral Parsial
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2. Nutrisi Parenteral Total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
3. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan melalui vena perifer.
(Hidayat,AAA & Uliyah, M, 2005)
Evaluasi
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makanan yang adekuat